Selasa, 23 Januari 2018

PENGERTIAN HUKUM NEWTON

Pengertian, Rumus dan Bunyi Hukum Newton 1, 2, 3 serta Contoh Soal Hukum Newton
Hukum Newton
Pada pembahasan sebelumnya kita telah mempelajari gaya. Gaya yang dikenakan atau diberikan pada suatu benda dapat mengakibatkan perubahan bentuk dan atau gerak benda tersebut. Kali ini kita akan mempelajari gerak benda dan gaya yang memengaruhi gerak benda tersebut.

Permasalahan gerak dan penyebabnya telah menarik perhatian para ahli filsafat alam selama berabad-abad. Permasalahan ini mulai menemukan titik terang pada masa Galileo dan Newton.

Pada abad ke-17, Galileo menyadari bahwa suatu benda menjadi lebih lambat atau lebih cepat jika sejumlah gaya bekerja pada benda tersebut. Jika gaya yang bekerja pada benda dihilangkan maka benda akan terus bergerak pada garis lurus.

Galileo menyatakan bahwa suatu benda akan mengalami perubahan kelajuan hanya saat benda dikenai suatu gaya. Dia juga berpendapat bahwa suatu benda akan bertambah cepat atau melambat selama gaya yang bekerja pada benda tidak saling meniadakan.

Berdasarkan gagasan Galileo tersebut, seorang ilmuwan Inggris, yaitu Sir Isaac Newton menjelaskan tentang gaya dan gerak.

Gagasan-gagasan Newton dituangkan melalui ketiga hukumnya dalam buku berjudul Philosophiae Naturalis Principia Mathemathica atau yang lebih dikenal sebagai Principia.

Ketiga hukum tentang gerak dan gaya yang dikemukakan oleh Newton dikenal sebagai hukum Newton. Hukum I dan II Newton mengikuti gagasan yang dikemukakan oleh Galileo.

Sedangkan hukum III Newton membicarakan mengenai gaya aksi dan reaksi. Apa dan bagaimana penerapan ketiga hukum Newton tersebut akan kita pelajari berikut ini.

Hukum I Newton
Bola menggelinding karena diberi gaya dorong. Namun, bola tetap menggelinding meskipun tangan tidak lagi menyentuh bola.

Dengan demikian, bola tetap menggelinding meskipun tidak ada gaya yang bekerja pada bola. Hal ini merupakan contoh dari hukum I Newton dalam kehidupan sehari-hari.

Jika kita berada di dalam sebuah bus yang sedang berhenti kemudian digas mendadak maka badan kita akan terdorong ke belakang.

Hal ini terjadi karena badan kita akan mempertahankan keadaan awalnya, yaitu diam. Bus yang digas mendadak akan bergerak ke depan sehingga badan kita terdorong ke belakang (berlawanan dengan arah gerak bus).

Berdasarkan peristiwa di atas, dapat disimpulkan bahwa ketika gaya luar dihilangkan, setiap benda akan berusaha mempertahankan keadaan awalnya, yaitu diam atau bergerak lurus beraturan.

Rumus dan Bunyi Hukum 1 Newton
Hal ini sesuai dengan hukum I Newton yang berbunyi:
Jika resultan gaya yang bekerja pada benda sama dengan nol maka benda yang mula-mula diam akan tetap diam dan benda yang mula-mula bergerak lurus beraturan akan tetap bergerak lurus beraturan.
Secara matematis, hukum I Newton dapat dituliskan sebagai berikut.


Keterangan:
F: resultan gaya (N)

Sifat benda yang mempertahankan keadaan awalnya disebut kelembaman atau inersia. Sehingga hukum I Newton disebut juga hukum kelembaman. Kelembaman yang dimiliki suatu benda diam membuatnya sulit digerakkan.

Akan tetapi jika benda tersebut bergerak maka kelembamannya akan menyebabkan benda terus bergerak lurus. Untuk melawan kelembaman benda diperlukan suatu gaya tertentu.

Gaya yang diperlukan untuk melawan kelembaman sebanding dengan massa benda, karena semakin besar massa benda tersebut, kelembamannya juga semakin besar.

Hukum II Newton
Kita telah mempelajari tentang resultan gaya pada pembahasan sebelumnya. Masih ingatkah kamu apa yang dimaksud dengan resultan gaya?

Sebagai contoh; 2 orang anak sedang mendorong lemari. Resultan gaya yang bekerja pada lemari merupakan penjumlahan dari gaya yang diberikan oleh masing-masing orang.

Resultan gaya yang dialami lemari lebih besar daripada gaya yang diberikan oleh masing-masing orang, sehingga lemari lebih mudah digeser.

Jika lemari tersebut hanya didorong oleh salah satu orang dengan gaya yang lebih kecil daripada resultan gaya kedua orang tersebut maka lemari akan lebih sulit digeser. Dengan demikian, semakin besar gaya yang bekerja pada benda, benda akan bergerak semakin cepat.

Jika kamu mendorong sebuah meja dengan gaya yang besarnya sama dengan besar gaya yang digunakan untuk menggeser lemari maka meja tersebut akan bergeser lebih cepat. Jadi, dapat kita simpulkan bahwa semakin kecil massa suatu benda, benda akan lebih cepat bergerak.

Rumus dan Bunyi Hukum 2 Newton
Peristiwa-peristiwa di atas sesuai dengan hukum II Newton yang berbunyi:
Percepatan yang ditimbulkan oleh gaya yang bekerja pada benda berbanding lurus dengan besar gayanya dan berbanding terbalik dengan massa benda.
Secara matematis, hukum II Newton dapat dirumuskan sebagai berikut.


Keterangan:
a : percepatan benda (m/s2)
m : massa benda (kg)

Contoh Penerapan Hukum 2 Newton dalam kehidupan sehari-hari
Contoh penerapan hukum II Newton dalam kehidupan sehari-hari adalah pada gerakan di dalam lift. Ketika kita berada di dalam lift yang sedang bergerak, gaya berat kita akan berubah sesuai pergerakan lift.

Saat lift bergerak ke atas, kita akan merasakan gaya berat yang lebih besar dibandingkan saat lift dalam keadaan diam. Hal yang sebaliknya terjadi ketika lift yang kita tumpangi bergerak ke bawah.

Saat lift bergerak ke bawah, kita akan merasakan gaya berat yang lebih kecil daripada saat lift dalam keadaan diam. Cara penghitungan matematis dari hukum II Newton dapat kamu simak pada contoh soal berikut ini.

Contoh Soal Hukum 2 Newton
Sebuah benda bermassa 10 kg bergerak dengan percepatan 2 m/s. Berapakah besar gaya yang diberikan pada benda?

Penyelesaian:

Diketahui:
m = 10 kg
a = 2 m/s
Ditanyakan:
F = . . .?

Jawab:
F = m . a
F = 10 . 2
F = 20 N
Jadi, gaya yang bekerja pada benda adalah 20 N.

Hukum II Newton juga dapat diterapkan pada gerak lurus, terutama gerak lurus berubah beraturan (GLBB). Dalam GLBB berlaku persamaan berikut.


Untuk lebih memahami penerapan hukum II Newton pada GLBB, simaklah contoh soal berikut!

Contoh soal Hukum 2 Newton pada GLBB
Sebuah mobil bermassa 2.000 kg bergerak dengan kelajuan 16 m/s. Jika mobil tersebut direm dengan gaya 8.000 N, berapakah jarak yang ditempuh mobil mulai direm sampai berhenti?

Penyelesaian:

Diketahui:
m = 2.000 kg
v 0 = 16 m/s
v t = 0 m/s (karena berhenti)
F = -8.000 N

Ditanyakan: s = . . .?

Jawab:

Langkah 1
Menentukan perlambatan mobil, karena mobil mengalami pengereman maka percepatan bernilai negatif.
         F = m . a
 -8.000 = 2.000 . a
         a = -4 m/s

Langkah 2
Menentukan jarak yang ditempuh selama perlambatan.
 v2 = v02 + 2 . a . s
  0 = 162 +2 . (-4) . s
  0 = 256 – 8s
8s = 256
  s = 32 m
Jadi, jarak yang ditempuh mobil dari mulai direm hingga berhenti adalah 32 m.

Hukum III Newton
Mengapa ketika jari tangan kita menekan meja semakin kuat akan terasa sakit? Sebenarnya ketika kita menekan meja berarti kita memberikan gaya pada meja.

Tangan kita akan merasa sakit sebab meja akan memberikan gaya yang besarnya sama dengan gaya tekan tangan kita, tetapi arahnya berlawanan.

Jadi, jika kita perhatikan, gaya bukanlah sesuatu dalam benda tersebut tetapi merupakan interaksi antara dua benda.

Rumus dan Bunyi Hukum 3 Newton
Peristiwa di atas merupakan contoh dari hukum III Newton, yang dikenal sebagai hukum aksi-reaksi, yang bunyinya:
Jika benda pertama memberikan gaya pada benda kedua maka benda kedua akan memberikan gaya yang besarnya sama tetapi arahnya berlawanan.
Secara matematis, hukum III Newton dapat dinyatakan dengan rumus berikut.


Hukum III Newton berlaku pada dua gaya yang merupakan pasangan aksi-reaksi. Dua gaya dikatakan pasangan aksi-reaksi jika:

1. bekerja pada dua benda yang berbeda,

2. saling berinteraksi,

3. besarnya sama dan berlawanan arah.

Untuk lebih memahami hukum III Newton tentang gaya aksi-reaksi perhatikan gambar di bawah ini!
Gambar: Bola digantung dengan tali pada dinding

Pada gambar di atas gaya-gaya yang bekerja adalah sebagai berikut.

F1 = gaya yang diberikan tali pada dinding

F2 = gaya yang diberikan dinding pada tali

F3 = gaya yang diberikan bola pada tali

F4 = gaya yang diberikan tali pada bola

w = gaya berat bola

F1 dan F2 serta F3 dan F4 adalah pasangan gaya aksi-reaksi. Kedua pasang gaya tersebut bekerja pada dua benda yang berbeda dan saling berinteraksi. Besar gaya F1 dan F2 adalah sama tetapi arahnya berlawanan. Demikian pula dengan gaya F3 dan F4.

Sedangkan gaya F2 dan F3 bukan pasangan gaya aksi-reaksi karena kedua gaya tersebut bekerja pada satu benda yang sama, yaitu tali.

F3 dan w bukan merupakan pasangan aksi-reaksi meskipun kedua gaya tersebut besarnya sama, berlawanan arah, dan bekerja pada dua benda yang berbeda, karena kedua gaya tersebut tidak saling berinteraksi.

Jadi, dari kelima gaya tersebut yang merupakan pasangan aksi-reaksi adalah:
1. F1 dan F2
2. F3 dan F4

Contoh Penerapan Hukum 3 Newton dalam kehidupan sehari-hari
Contoh penerapan hukum III Newton dalam kehidupan sehari-hari dapat kita jumpai pada peristiwa merapatnya perahu ke dermaga. Ketika tali perahu telah terikat ke dermaga namun perahu belum merapat ke dermaga maka nelayan akan menarik tali perahu.

Nelayan tersebut memberikan gaya tarik yang arahnya menjauhi dermaga, hal ini menyebabkan perahu mendekat ke dermaga. Perahu dapat mendekat ke dermaga karena adanya gaya reaksi yang arahnya berlawanan dengan gaya tarik yang diberikan oleh nelayan.


RANGKUMAN MATEMATIKA DASAR

LEARN MATEMATIC
v  SIFAT – SIFAT BANGUN DATAR
A.     Persegi
-          Mempunyai 4 sisi yang sama panjang
-          Mempunyai 2 diagonal yang berpotongan tegak lurus
-          Mempunyai 4 sudut siku – siku
-          Mempunyai 4 simetri lipat dan putar
B.     Persegi panjang
-          Sisi yang berhadapan sama panjang dan sejajar
-          Mempunyai 2 diagonal yang berpotongan tegak lurus
-          Mempunyai 4 sudut siku – siku yang sama besar
-          Mempunyai 2 simetri lipat dan putar
C.     Segitiga
Segitiga adalah bangundatar yang mempunyai 3 sisi
Segitiga ada 4 macam yaitu:
1)      Segitiga siku – siku
-          Segitiga yang salah satu sudutnya adalah 900
-          Berlaku theorima phythagoras
-          Jumlah sudutnya 1800
2)      Segitiga sama kaki
-          Mempunyai 2 sisi yang sama panjang
-          Mempunyai 2 simetri putar dan 1 simetri lipat
-          Mempunyai 2 sudut sama besar
3)      Segitiga sama sisi
-          Ke 3 sisinya sama panjang
-          Ke 3 sudutnya sama besar
-          Mempunyai 3 simetri lipat dan putar
4)      Segitiga sembarang
-          Ke 3 sisi dan sudutnya tidak sama
D.     Jajar genjang
-          Ke 2 diagonalnya saling membagi 2 sama panjang
-          Sisi yang berhadapan sama panjang dan sejajar
-          Mempunyai 2 simetri putar
-          Sudut yang berhadapan sama besar
-          Tidak mempunyai simetri lipat
E.      Belah ketupat
-          Mempunyai 4 sisi yang sama panjang
-          Ke 2 diagonalnya tegak lurus
-          Sudut yang berhadapan sama besar
-          Mempunyai 2 simetri lipat dan putar
F.      Layang – layang
-          Sisi yang ditandai sama berarti sama panjangnya sama
G.     Trapesium
-          Mempunyai 2 sisi yang sejajar tetapi tidak sama panjang
H.     Lingkaran
-          Mempunyai 1 sisi dan tidak mempunyai sudut
v  SUDUT SIKU – SIKU, LANCIP DAN TUMPUL
A.     Sudut siku – siku
-          Sudut yang besarnya 900
B.     Sudut lancip
-          Sudut yang besarnya kurang dari 900
C.     Sudut tummpul
-          Sudut yang besarnya lebih dari 900
Besar sudut setengah putaran adalah 1800
Besar sudut satu putaran adalah 3600
        I.            Sifat – sifat operasi hitung
a.       Komutatif (pertukaran)
-          A+B=B+A
b.      Asosiatif (pengelompokan)
-          (A+B)+C=A+(B+C)
c.       Distributif (penyebaran)
-          Ax(B+C)=(AxB)+(AxC)
     II.            Pembulatan
a.       Pembulatan satuan terdekat
-          1,8 dibulatkan menjadi 2
b.      Pembulatan puluhan terdekat
-          52 dibulatkan menjadi 50
c.       Pembulatan ratusan terdekat
-          175 dibulatkan menjadi 200
d.      Pembulatan ribuan terdekat
-          1850 dibulatkan menjadi 2000
   III.            Taksiran
a.       Taksiran atas
-          23x67=30x70=2100
b.      Taksiran bawah
-          23x67=20x60=1200
c.       Taksiran terbaik
-          23x67=20x70=1400
  IV.             


a.       Menggunakan sudut siku – siku dengan 4 arah mata angin

a.       SatuanSatuan panjang
-          Setiap turun satu tingkat x10
-          Setiap naik satu tingkat :10
b.      Satuan berat
-          Setiap turun satu tangga x10
-          Setiap naik satu tangga :10
c.       Satuan waktu
Satuan waktu yang biasa di gunakan adalah:
-          1Melenium                    = 1000   tahun
-          1 Abad                          = 100     tahun
-          1 Darsawarsa/Dekade    = 10       tahun
-          1 Windu                        = 8         tahun
-          1 Lustrum                      = 5         tahun
-          1 Tahun                         = 12       bulan
-          1 Tahun                         = 48       minggu
-          1 Tahun                         = 365/366 hari
-          1 Semester                     = 6         bulan
-          1 Catur wulan                = 4         bulan
-          1 Bulan                         = 4         minggu
-          1 Bulan                         = 30/31  hari
-          1 Minggu                       = 7         hari
-          1 Hari                            = 24       jam
-          1 Jam                            = 60       menit
-          1 Jam                            = 3600   detik
-          1 Menit                          = 60       detik
d.      Satuan kuantitas
-          1 Rim         = 500 lembar
-          1 Gross       = 144 buah
-          1 Gross       = 12 lusin
-          1 Lusin       = 12 buah
-          1 Kodi        = 20 lembar
     V.            Menentukan rumus theoryma phytagoras
-          Dalam segitiga siku – siku berlaku theoryma phythagoras = kuadrat sisi miring sama dengan kuadrat siku – sikunya.
Contoh:
                       a =
                       c =
                       b =
v  Bilangan romawi
-          I =1, v = 5, x = 10, L = 50, C = 100, D = 500, M = 1000
a.       Dalam penulisan bilangan romawi berlaku beberapa sistem
-          Lambang yang sama hanya boleh berurutan 3x. Contoh: 3=III, 30=XXX
-          Nilai kecil terletak pada kanan berarti penjumlahan. Contoh: VIII= 5+3=8
-          Nilai kecil terletak pada kiri berarti pengurangan. Contoh: IV=5-1=4
-          V,X hanya dapat dikurangi oleh I, L hanya dapat dikurangi oleh X itu terbatas satu lambang. Contoh: IX=9, 3 tidak boleh ditulis IIV
b.      Mengubah bilangan cacah ke romawi
-          Contoh: 15=XV, 18=XVIII, 1994=MCMXCIV, 2001=MMI.
c.       Mengubah romawi kebilangan cacah
-          Contoh: XXVII=27, MCMXCIII=1993.
v  Sifat- sifat bangun ruang
a.       Kubus
-          Memiliki 8 titik sudut
-          Memiliki 12 rusuk
-          Memiliki 6 sisi
-          Memiliki 3 pasang sisi
b.      Balok
-          Memiliki 8 titik sudut
-          Memiliki 12 rusuk
-          Memiliki 6 sisi
v  Simetri lipat dan sumbu simetri
A.     Persegi
-          Persegi dilipat melalui sumbu simetri hasil lipatan adalah simetri lipat
-          Mempunyai 4 simetri lipat dan 4 simetri putar
B.     Persegi panjang
-          Mempunyai 2 simetri lipat dan dua sumbu simetri
C.     Jajar genjang
-          Tidak memiliki simetri lipat atau sumbu simetri
D.     Trapesium siku – siku
-          Tidak memiliki simetri lipat atau sumbu simetri
E.      Segitiga sama kaki
-          Memiliki 1 simetri lipat dan 1 sumbu simetri
F.      Segitiga sama sisi
-          Memiliki 3 simetri lipat dan 3 sumbu simetri
G.     Segitiga siku – siku
-          Tidak memiliki simetri lipan atau sumbu simetri.
v  Pencerminan
a.       Pencerminan dalam matematika = bolak – balik
-          Tentukan titik sudut
-          Masing – masing titik sudut tariklah garis yang tegak lurus dengan cermin dan panjangnya 2x jarak sudut pada cermin
-          Ujung garis merupakan sudut bayangan bangun ruang yang terbentuk adalah cermin
v  Bilangan bulat
a.       Perkalian bilangan bulat
-          (+) x (+) = +
-          (-) x (+) = -
-          (-) x (-) = +
b.      Pembagian bilangan bulat
-          (+) : (+) = +
-          (-) : (+) = -
-          (-) : (-) = +
v  Pembulatan bilangan bulat
a.       Satuan terdekat
-          Jika angka kurang dari lima dihilangkan
-          Jika angka angka lebih atau sama dari lima menjadi satuan
b.      Puluhan terdekat
-          Bila kurang dari lima dihilangkan
-          Bila lebih atau sama dari lima menjadi sepuluh
c.       Ratusan terdekat
-          Jika kurang dari 50 dihilangkan
-          Jika sama atau lebih dari 50 menjadi ratusan
d.      Ribuan terdekat
-          Bila kurang dari 500 dihilangkan
-          Bila lebih atau sama dari 500 menjadi ribuan
v  Memecahkan masalah dengan KPK atau FPB
Contoh :
1.      Riska mempunyai 72 bunga merah 120 bunga kuning. Bunga – bunga itu ditempatkan dalam vas yang masing – masing sama banyak. Berapa banyak bunga merah dan kuning dalam vas?
Jawab: carilah dengan menentuka FPB dari 72 dan 120
FPB 72 dan 120 =  23x3=8x3=24
Bunga merah = 72 : 24= 3
Bunga kuning = 120 : 24= 5
Jadi bunga dalam vas ada 3 bunga merah dan 5 bunga kuning.
2.      Ada 2 lampu berkedip – kedip di tepi jalan. Lampu 1 menyala setiap 6 detik dan lampu 2 menyala setiap 9 detik. Ke 2 lampu tersebut akan menyala bersama – sama pada detik keberapa?
Jawab: carilah dengan menetukan KPK dari 6 dan 9
KPK 6 dan 9 = 2x32 = 2x9=18
v  Jarak dan kecepatan
a.       Jarak
-          1 m = 10 dm
-          1 m = 100 cm
-          1 m = 1000 mm
-          1000 m = 1 km
-          100 dam = 1 km
b.      Kecepatan
-          Mencari kecepatan =  / v =
-          Mencari jarak = kecepatan x waktu / s = v.t
-          Mencari waktu =  / t =
v  Luas trapesium dan layang – layang
a.       Luas trapesium
-          Luas =
-          Alas b =
-          Atas a =
-          Tinggi =
b.      Luas layang – layang
-          Luas =
-           =
-           =
v  Menghitung volume
a.       Volume kubus
-          V = r.r.r /r3
b.      Volume balok
-          V = p.l.t
*      Mengubah pecahan ke persen dan desimal
a.       Pecahan ke persen = dikali 100
b.      Pecahan ke desimal atas bagi bawah/
c.       Persen dijadikan pecahan diper 100 dan diperkecil
d.      Persen dijadikan desimal jalan kan koma ke kiri 2 kali
e.       Desimal dijadikan persen jalankan koma kekanan 2 kali
f.       Desimal dijadikan persen:
-          Diper 10 jika dibelakang koma satu angka
-          Diper 100 jika dibelakang koma 2 angka
-          Diper 1000 jika dibelakang koma 3 angka
*      Perbandingan dan skala
a.       Penggunaan pecahan dalam perbandingan
Contoh: perbandingan antara kelereng arif dan gilang adalah 9:7. Selisih kelereng mereka adalah 24. Berapa buahkah kelereng mereka masing – masing’
Jawab:
arif : gilang = 9:7
selisih = 24
selisih perbandingan = 9-7=2
-          Arif = x 24=108
-          Gilang =
b.      Penggunaan pecahan dalam skala
-          Mencari jarak sebenarnya = jarak pada peta dikali skala
-          Mencari jarak pada peta = jarak sebenarnya dibagi skala
-          Mencari skala =
*      Bangun datar dan bangun ruang
a.       Bangun datar
1.      Segitiga
-          Memiliki 3 sisi         =  AB, BC, AC
-          Memiliki 3 sudut     =  <ABC, <BAC, <ACB
-          Jumlah sudutnya     = 1800
a)      Segitiga menurut sudutnya sebagai berikut:
1.      Segitiga lancip
-          Segitiga yang sudutnya kurang dari 900
2.      Segitiga siku – siku
-          Segitiga yang sudutnya 900
3.      Segitiga tumpul
-          Segitiga yang salah satu sudutnya lebih dari 900

b)      Segitiga menurut sisinya sebagai berikut:
1.      Segitiga sama kaki
-          Segitiga yang kedua sisi kaki nya sama panjang
-          Segitiga yang kedua sudut kakinya sama besar
2.      Segitiga sama sisi
-          Segitiga yang ketiga sisinya sama panjang
-          Ketiga sudutnya sama besar
3.      Segitiga siku – siku
-          Segitiga yang sudutnya 900
-          Ada sisi yang tegak lurus
4.      Segitiga sembarangan
-          Segitiga yang ketiga sisi dan sudutnya tidak sama
Catatan:
-         Besar sudut dalam segitiga = 1800
-         Lambang sudut = <




2.      Persegi
-          Keempat sisinya sama panjang
-          Keempat sudutnya sama besar
-          Memiliki 2 sisi sejajar
-          Memiliki dua buah diagonal
3.      Persegi panjang
-          Memiliki 2 pasang sisi sejajar dan sama panjang
-          Sudut yang berhadapan sama besar
-          Keempat sudutnya sama besar
-          Memiliki dua buah diagonal yang sama panjang
4.      Trapesium
-          Memiliki sepasang sisi sejajar yang tidak sama panjang
Jenis – jenis trapesium:
a)      Trapesium sembarangan
-          Memiliki sepasang sisi sejajar
-          Keempat sisinya tidak sama panjang
b)      Trapesium siku – siku
-          Memiliki sepasang sisi sejajar dan tidak sama panjang
-          Besar salah satu sudutnya 900
c)      Trapesium sama kaki
-          Memiliki sepasang sisi sejajar yang tidak sama panjang
-          Kedua sisi kakinya sama panjang
-          Kedua sudut kakinya sama besar
5.      Jajar genjang
-          Memiliki sepasang sisi sejajar dan sama panjang
-          Sudut yang berhadapan sama besar
6.      Belah ketupat
-          Memiliki empat sisi yang sama panjang
-          Sudut yang berhadapan sama besar
-          Memiliki dua pasang sisi yang sejajar dan sama panjang
7.      Layang – layang
-          Memiliki dua pasang sisi yang sama panjang
-          Memiliki dua pasang sudut yang sama besar
8.      Lingkaran
-          Memiliki sebuah sisi
-          Memiliki jari – jari yang sama panjang

Perlu diingat: